Sejarah dunia mengenai tato menarik untuk dibahas. Ini mengingat tato kini menjadi seni dan budaya yang melekat pada kelompok masyarakat tertentu di dunia. Sebut saja masyarakat Yunani, Amerika Selatan, hingga Polinesia.
Tato sendiri berfungsi sebagai simbol pelindung, pernyataan cinta, hingga pernyataan kepercayaan atau status. Selain itu, tato juga bisa menjadi cara mengenang atau menghormati sesuatu. Untuk memahami awal mula tato, mari simak pembahasannya berikut.
Sejarah Dunia tentang Tato
Tato telah ada sejak masa lampau dengan tujuan untuk memberikan efek terapeutik pada tubuh. Simak selengkapnya melalui pembahasan di bawah ini.
-
Ötzi Manusia Es pada Zaman Neolitikum
Praktik tato pada kulit berawal dari zaman Neolitikum. Lebih tepatnya, terdapat tanda tato karbon dengan bentuk garis serta titik pada Ötzi si Manusia Es. Ötzi merupakan mumi alami yang sangat terawat.
Ötzi berasal dari 3300 Sebelum Masehi (SM) dan ditemukan pada gletser di Pegunungan Alpen Ötztal. Tato ini berada di area seperti lutut kanan, tulang belakang bawah, hingga sendi pergelangan kaki dengan total perkiraan 57 tato.
Area tersebut adalah area degenerasi akibat ketegangan. Dugaannya adalah titik tato tersebut diterapkan agar nyeri sendi mereda. Itulah mengapa, anggapan dasar dari tato pada manusia es tersebut bersifat terapeutik.
Bila dihubungkan dengan masa kini, titik tato tersebut adalah titik akupunktur modern. Ini juga menjadi penemuan yang mendasari kepercayaan ilmuwan tentang awal dari akupunktur.
-
Mumi Wanita Mesir Kuno yang Bertato
Bukti sejarah tato juga terdapat pada wanita Mesir kuno melalui patung kecil yang berusia 4000 SM sampai 3500 SM. Ada juga tato pada figur wanita yang digambarkan pada adegan makan berusia 1200 SM. Termasuk patung kecil yang berusia 1300 SM.
Ciri tato ketiga bukti tersebut berada pada area paha. Terdapat pula tato pada tiga mumi wanita berusia 2000 SM serta pada pemakaman Yunani-Romawi yang berada di Akhmim.
Tato pada wanita Mesir kuno ini juga dipercaya berperan sebagai efek terapeutik. Lebih lengkapnya, tato merupakan pelindung selama waktu kehamilan serta persalinan. Hipotesis ini didukung dengan pola distribusi tato yang berada di atas paha, sekitar perut, serta payudara.
Pembuat tato diyakini adalah wanita yang berusia lebih tua dan diperuntukkan bagi wanita lebih muda.
-
Alat Perunggu Kecil untuk Menato
Sejarah dunia tentang tato tidak lengkap bila belum membahas alat yang digunakan untuk menato. Alat berusia 3000 SM dan berbentuk ujung tajam yang dipasangkan di gagang kayu dipercaya sebagai alat menato.
Terdapat juga seperangkat alat berupa perunggu kecil berusia 1450 SM yang ditemukan di Kota Gurob. Bentuknya lebar dan mirip jarum pipih. Bila diikat bersama, maka alat tersebut bisa menghasilkan pola titik berulang seperti tato.
Peralatan tersebut pun sangat mirip alat tato yang digunakan di Mesir saat abad ke-19. Umumnya, kurang lebih tujuh jarum akan diikat bersamaan lalu ditusuk pada kulit menyesuaikan pola ingin dibentuk.
Material untuk menato biasanya terbuat dari jelaga. Warna yang dihasilkan adalah hitam yang cukup gelap. Sementara itu, warna lebih cerah cenderung digunakan oleh budaya kuno lain. Seperti suku Inuit yang memadukan pigmen gelap dengan tato berwarna kuning.
-
Suku Scythian Pazyryk di Pegunungan Altai
Contoh budaya kuno lainnya yang menerapkan tato adalah suku Scythian Pazyryk di Pegunungan Altai. Buktinya ditemukan tahun 1948, berupa jasad laki-laki berusia 2.400 tahun yang awet di dalam es Siberia.
Tubuh laki-laki tersebut penuh dengan tato hiasan berbentuk hewan-hewan mitos. Tato bagi suku Scythian sendiri adalah tanda kebangsawanan yang menandakan status tinggi.
Demikian sejarah dunia singkat yang melatarbelakangi kemunculan tato hingga kini populer di masyarakat. Apakah Anda termasuk yang berminat memiliki tato, atau justru kini sudah memilikinya?