Mobil listrik merupakan salah satu inovasi terbaru dalam dunia otomotif. Kini, kehadirannya sudah semakin populer di Indonesia dan berhasil menarik banyak perhatian. Salah satu hal yang cukup menarik dari kendaraan ini yaitu teknologi baterai yang digunakan.
Baterai mobil harus memiliki daya tahan yang baik agar bisa digunakan untuk menempuh jarak yang jauh. Ada beberapa jenis baterai yang umumnya digunakan pada mobil bertenaga listrik. Apa saja? Berikut informasinya!
6 Jenis Baterai Mobil Listrik Lengkap Kelebihan dan Kekurangan
Seperti yang diketahui, mobil bertenaga listrik harus memiliki sumber tenaga yang kuat dan awet. Oleh karena itu, ada banyak jenis baterai yang diciptakan untuk mobil listrik agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun jenis-jenisnya yaitu sebagai berikut:
1. Lithium-ion
Jenis baterai yang satu ini sudah banyak digunakan pada laptop dan ponsel pintar. Namun, untuk mobil bertenaga listrik kapasitas dan ukurannya dibuat menjadi lebih besar. Baterai ini memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat kuat.
Selain itu, baterai ini juga tetap bisa bekerja dengan baik ketika suhu tinggi dan memiliki efisiensi energi yang baik. Pengisian dayanya cenderung lebih cepat dan memiliki masa pakai yang panjang. Sayangnya, baterai ini memiliki harga yang cukup tinggi. Bisa mencapai 40-50% dari harga mobil itu sendiri.
2. Nickel-Metal Hydride
Baterai yang satu ini mengandalkan hidrogen sebagai tempat untuk menyimpan energi. Di sisi lain, baterai ini mengandalkan nikel dan logam lainnya sebagai elektroda untuk menjaga arus dari ion hidrogen. Umumnya, baterai ini digunakan untuk kendaraan listrik hibrida atau HEV.
Proses pengisian baterai ini tidak dilakukan melalui sambungan ke sumber eksternal. Pengisiannya hanya bergantung pada pergerakan roda, kecepatan mesin, serta pengereman regeneratif. Sayangnya, baterai ini cukup mahal dan mudah panas.
3. Lead Acid
Lead Acid atau SLA merupakan baterai isi ulang yang sudah lama ada. Baterai ini memiliki kapasitas lebih rendah dengan berat yang lebih besar, bila dibandingkan dengan dua jenis baterai sebelumnya.
Baterai SLA memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan harganya yang lebih terjangkau. Saat ini, masih dilakukan pengembangan baterai ini agar kapasitasnya bisa lebih besar untuk mobil bertenaga listrik.
4. Baterai Solid-State
Jenis baterai ini memiliki karakteristik yang mirip dengan baterai lithium-ion tradisional, tapi tanpa menggunakan cairan. Baterai ini memiliki energi dengan kepadatan yang lebih tinggi dan ukuran yang compact.
Baterai ini masih tergolong baru dalam industri mobil listrik. Meskipun begitu, jenis baterai ini tetap menjadi harapan untuk meningkatkan performa kendaraan listrik. Pasalnya, kapasitas yang dimilikinya bisa mencapai 2-10 kali lebih besar dari baterai lithium-ion.
5. Baterai Nickel-Cadmium
Baterai yang satu ini memiliki kepadatan penyimpanan yang cukup baik. Masa pakai baterai ini sekitar 500-1000 siklus pengisian daya. Namun, bobot dari baterai ini cukup berat dan rentan mengalami penurunan performa.
Biasanya hal ini terjadi ketika terjadi siklus pengosongan sebagian. Baterai ini sudah digunakan sejak tahun 90-an dalam produksi kendaraan listrik. Sayangnya, saat ini penggunaannya dilarang karena terdapat kandungan bahan beracun, contohnya kadmium.
6. Ultracapacitor
Ultracapacitor merupakan jenis baterai yang bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektrolit dan elektroda. Baterai ini mampu menaikkan kapasitas pada penyimpanan energi.
Jenis baterai ini sangat cocok bila dijadikan sebagai penyimpanan sekunder pada mobil bertenaga listrik. Selain itu, baterai ini juga dapat memberi tambahan tenaga untuk kendaraan listrik ketika pengereman regeneratif atau akselerasi.
Demikian beberapa jenis baterai yang umum digunakan pada mobil listrik yang perlu diketahui. Masing-masingnya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri bagi kendaraan listrik.