Stadion dengan umur tertua dalam sejarah Indonesia menjadi saksi bisu bagaimana olahraga di Indonesia berkembang. Lapangan yang luas menjadi saksi berbagai pertandingan skala besar yang dilakukan sejak dulu hingga saat ini.
Untuk itu, mari apresiasi keberadaan stadion tersebut dengan menyimak sejarah singkat dari setiap stadion tertua berikut ini:
4 Stadion Tertua dalam Sejarah Indonesia
Mulai dari Stadion Menteng hingga Stadion Siliwangi, daftar di bawah ini mengulas secara singkat sejarah berbagai stadion dengan usia tertua:
Stadion Menteng
Stadion ini terletak di Jl. HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat. Pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1921. Nama awal stadion ini adalah VIOS (Voetbalbond Indische Omstreken Sport).
Selain menjadi saksi berbagai pertandingan legendaris sepak bola di Indonesia, Stadion Menteng juga merupakan markas Persija. Setelah tidak digunakan, stadion ini menjadi cagar budaya dari tahun 1975.
Namun, pemerintah DKI Jakarta melakukan pembongkaran stadion menjadi Taman Menteng pada 2006. Pembongkaran tersebut dikecam oleh berbagai pihak, termasuk Persija.
Tetapi, Taman Menteng tetap diresmikan pada tahun 2007 dengan berbagai fasilitas olahraga, area parkir, serta puluhan sumur resapan. Terlepas dari perubahan fungsi, Stadion Menteng tetap diingat sebagai legenda pusat pertandingan sepak bola khususnya di Jakarta.
Stadion Gajayana
Sarana olahraga satu ini berada di Kelurahan Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Stadion Gajayana telah beroperasi sebagai pusat kegiatan di kota dari 1924 sampai 1926.
Lalu, stadion mengalami renovasi pada awal 1990 untuk meningkatkan kapasitasnya hingga 17.000 penonton. Ketika tahun 2007, area di sekitar stadion beralih fungsi sebagai Malang Olympic Garden yang selesai dibangun tahun 2008.
Kini, Stadion Gajayana baru telah memiliki daya tampung sebanyak 35.000 penonton. Arema Indonesia juga menjadikan stadion ini sebagai markas utamanya.
Begitu pula dengan berbagai klub sepak bola ternama asal Malang, seperti Malang United dan Persema Malang. Itulah mengapa, stadion ini tetap menjadi ikon olahraga di wilayah Jawa Timur.
Stadion Sriwedari
Pada 1932, Sri Susuhunan Pakubuwana X berinisiatif untuk membangun Stadion Sriwedari. Pihak yang merancang salah satu stadion tertua dalam sejarah Indonesia ini adalah Mr. Zeylman.
Kemudian, pembangunan dilakukan oleh R. Ng. Tjondro Diprojo dengan mengerahkan 100 orang pekerja. Pembangunan Stadion Sriwedari pun selesai dalam waktu 8 bulan hingga tahun 1933.
Peresmian stadion dilakukan oleh G. P. H. Hargopalar mewakili Sri Susuhunan. Adapun nilai sejarah stadion ini adalah menjadi tempat penyelenggaraan PON I pada 1946. Setelah itu, Belanda serta PERSIS Solo memegang hak pemakain stadion.
Stadion Sriwedari juga sempat merubah namanya secara sementara dari tahun 2003 sampai dengan 2011 menjadi Stadion R. Maladi. Perubahan nama tersebut sebagai penghormatan pada R. Maladi ketika sang pahlawan tersebut tutup usia.
Stadion Teladan
Pembangunan Stadion Teladan berlangsung dari tahun 1952. Kemudian, stadion diresmikan tahun 1953 dan menjadi tempat penyelenggaraan PON III.
Pembangunan stadion dipimpin Badan Stadion Sumatera Utara. Sementara itu, R.S. Danunegoro menjadi pihak yang mengawasinya. Stadion Teladan mendapatkan dana pembangunannya dari masyarakat seperti petani dan pelajar.
Stadion ini juga pernah menjadi tempat PSSI berkompetisi dengan klub asal Italia bernama Sampdoria di tahun 1996. Kapasitas stadion ini muat hingga 25.000 penonton, sedangkan tribun utamanya 10.000 penonton.
Stadion tertua dalam sejarah Indonesia tersebut ternyata memiliki cerita uniknya masing-masing. Keberadaan stadion memang krusial dalam mendukung perkembangan olahraga Indonesia. Oleh sebab itu, sebaiknya kualitas stadion dijaga agar lestari hingga puluhan tahun.